Kolesterol adalah salah satu komponen lemak dalam tubuh. Wujudnya
berupa zat berwarna putih, seperti lilin.
“Kolesterol bisa ditemukan di
dalam darah dan berada di setiap sel tubuh. Sebanyak 80 persen
kolesterol diproduksi oleh tubuh sendiri (endogen), yakni oleh organ
hati,” ujar Prof. Dr. Djoko Maryono, SpPD, SpJP, FIHA, FACC,
Spesialis penyakit dalam dan jantung koroner dari Rumah Sakit Medistra
Gatot Subroto Jakarta.
Sedangkan sisanya, 20 persen, diperoleh dari luar
tubuh alias asupan makanan Anda. Kadar kolesterol yang diperlukan tubuh
adalah kurang dari 200 mg/dl. Jadi, kita harus “berteman” atau
“bermusuhan” dengan kolesterol? Bingung?
Mari cari tahu soal ini agar hidup selalu sehat dan kadar kolesterol terkontrol.
Mari cari tahu soal ini agar hidup selalu sehat dan kadar kolesterol terkontrol.
Manfaat Kolesterol
Bicara soal manfaat, kolesterol antara lain berperan sebagai bahan
dasar pembentuk hormon steroid (progesteron, estrogen, testoteron dan
kortisol), membantu mencerna lemak dan menghasilkan vitamin D.
“Semua
hormon itu diperlukan untuk mengatur fungsi dan aktivitas biologi tubuh.
Kolesterol pun dibutuhkan untuk membawa seretonin ke otak,” jelas Prof.
Djoko.
Ada dua jenis kolesterol, yakni LDL (low density lipoprotein) dan HDL (high density lipoprotein).
Kondisi tubuh sehat, jika kadar HDL lebih tinggi dibandingkan dengan
kadar LDL.
“Kadar LDL tinggi membawa pengaruh buruk bagi kesehatan, karena jumlahnya yang banyak menempel pada pembuluh darah, merusak dan menyumbat pembuluh darah,” tambah Prof. Djoko.
“Kadar LDL tinggi membawa pengaruh buruk bagi kesehatan, karena jumlahnya yang banyak menempel pada pembuluh darah, merusak dan menyumbat pembuluh darah,” tambah Prof. Djoko.
Sebagai kolesterol jahat, LDL mengandung 70-75 persen kolesterol dan sedikit protein. Sebenarnya, LDL ini tidak menjadi masalah selama berada dalam batas normal, yaitu 100 mg/dl, dengan ambang batas 130 mg/dl sampai 156 mg/dl.
Sedangkan fungsi HDL atau kolesterol baik sebaliknya. Prof. Djoko mengatakan HDL memiliki fungsi “scavenger”. Dengan kata lain HDL ini “menangkap” LDL yang ada dalam tubuh. Artinya, HDL memindahkan atau membuang kolesterol jahat dari pembuluh darah arteri, kembali ke hati untuk diproses dan dibuang.
“HDL mengandung banyak protein yang diperlukan tubuh untuk melindungi
jantung dari pembentukan plak,” ujar Prof. Djoko.
Sebanyak 20-30 persen kolesterol dari HDL ini dialirkan ke seluruh tubuh. HDL dalam ambang normal, yakni berkisar 40 mg/dl, bahkan bila mencapai di atas 60 mg/dl, dipercaya dapat melindungi Anda dari serangan jantung.
Sebanyak 20-30 persen kolesterol dari HDL ini dialirkan ke seluruh tubuh. HDL dalam ambang normal, yakni berkisar 40 mg/dl, bahkan bila mencapai di atas 60 mg/dl, dipercaya dapat melindungi Anda dari serangan jantung.
Pemicu Penyakit Kronis
Hati-hati jika angka perimbangan tingkat kolesterol Anda terganggu. Sejumlah penyakit kronis mungkin mengintai Anda.
Perhatikan ini: Menurut data WHO tahun 2002 kematian akibat gangguan kolesterol tinggi sebanyak 4,4 juta jiwa.
Perhatikan ini: Menurut data WHO tahun 2002 kematian akibat gangguan kolesterol tinggi sebanyak 4,4 juta jiwa.
Pria disinyalir lebih rentan, terutama bila Anda
memiliki gaya hidup kurang sehat, seperti merokok, begadang dan
terbiasa minum minuman beralkohol.
Paling tidak, dua penyakit di bawah ini paling umum terjadi karena dipicu oleh angka merah pada indikator kolesterol Anda.
> Jantung koroner
Penyakit kardiovaskular muncul akibat adanya kelainan pada jantung dan
pembuluh darah. Penyebabnya antara lain dipicu oleh peningkatan kadar
kolesterol yang biasa dikenal hiperkolesterolmia. Sebanyak 40
persen hiperkolesterolmia menyebabkan penyakit jantung koroner (PJK).
Kasusnya di Indonesia meningkat per tahunnya sebanyak 28 persen dan
menyerang usia produktif (di bawah 40 tahun).
“Sebanyak 80 persen pasien meninggal mendadak dan 50 persennya
meninggal tanpa gejala sebelumnya,” ujar Prof. Djoko ditemui di
sela-sela peluncuran sebuah produk kesehatan.
“Kadar kolesterol yang tinggi seringkali tidak menimbulkan gejala, hal ini yang harus Anda waspadai, jangan sampai kecolongan”.
“Kadar kolesterol yang tinggi seringkali tidak menimbulkan gejala, hal ini yang harus Anda waspadai, jangan sampai kecolongan”.
Jantung berfungsi memompa dan mengatur sirkulasi oksigen serta zat
makanan ke seluruh tubuh. Pembuluh darah yang sehat memiliki dinding
yang rata dan halus, tidak menempel lemak dan kolesterol, sehingga
aliran darah lancar.
Jenis kolesterol LDL-C adalah penyebab utama PJK,
kolesterol jahat ini bertumpuk dan membentuk plak yang menyebabkan aterosklerosis, yaitu penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah arteri.
> Stroke
Data Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2007 menyebutkan, penyakit
jantung dan stroke merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.
Stroke terjadi akibat tingkat kolesterol darah yang tinggi sehingga
membentuk plak dan menghambat pasokan darah dan okesigen ke otak.
Kondisi tersebut dapat mematikan atau merusak sel-sel saraf di otak.
Menurut International Stroke Conference di Wina, Austria 2008, kasus
stroke cenderung meningkat di Asia.
Bahkan, kematian akibat stroke di
Indonesia mencapai peringkat ke-3 setelah penyakit jantung dan kanker.
70 persen kasus stroke terjadi akibat penyumbatan dan sisanya, sebanyak
30 persen, disebabkan akibat pendarahan.
Selain itu, hipertensi dapat terjadi akibat tingginya kolesterol dalam
pembuluh darah. Akibatnya, peningkatan tekanan darah yang di atas normal
(120/80 mmhg) membuat kinerja jantung bekerja lebih berat. Lalu, lebih
cepat mana, kolesterol menyumbat pembuluh darah ke otak atau ke jantung?
Prof. Djoko menerangkan, “Tidak bisa dipastikan. Namun seringnya, saat
merawat pasien penyakit jantung, tiba-tiba dia stroke.
Begitu juga sebaliknya. Ketika pasien stroke sedang diobati, ternyata mengalami penyakit jantung juga. Jadi bisa keduanya, bisa juga salah satunya.”
Begitu juga sebaliknya. Ketika pasien stroke sedang diobati, ternyata mengalami penyakit jantung juga. Jadi bisa keduanya, bisa juga salah satunya.”
0 comments:
Post a Comment