Monday, June 8, 2015

Waspada Kolesterol

Kolesterol adalah salah satu pendulum penting yang menentukan kondisi kesehatan – bahkan tingkat harapan hidup Anda. Bila bandul pendulumnya terlalu bergeser ke satu sisi, jelas berbahaya. Namun, faktanya, tubuh kita juga memerlukan kolesterol.

Kolesterol adalah salah satu komponen lemak dalam tubuh. Wujudnya berupa zat berwarna putih, seperti lilin. 

“Kolesterol bisa ditemukan di dalam darah dan berada di setiap sel tubuh. Sebanyak 80 persen kolesterol diproduksi oleh tubuh sendiri (endogen), yakni oleh organ hati,” ujar Prof. Dr. Djoko Maryono, SpPD, SpJP, FIHA, FACC, Spesialis penyakit dalam dan jantung koroner dari Rumah Sakit Medistra Gatot Subroto Jakarta. 

Sedangkan sisanya, 20 persen, diperoleh dari luar tubuh alias asupan makanan Anda. Kadar kolesterol yang diperlukan tubuh adalah kurang dari 200 mg/dl. Jadi, kita harus “berteman” atau “bermusuhan” dengan kolesterol? Bingung?

Mari cari tahu soal ini agar hidup selalu sehat dan kadar kolesterol terkontrol.

Manfaat Kolesterol
Bicara soal manfaat, kolesterol antara lain berperan sebagai bahan dasar pembentuk hormon steroid (progesteron, estrogen, testoteron dan kortisol), membantu mencerna lemak dan menghasilkan vitamin D. 

“Semua hormon itu diperlukan untuk mengatur fungsi dan aktivitas biologi tubuh. Kolesterol pun dibutuhkan untuk membawa seretonin ke otak,” jelas Prof. Djoko.

Ada dua jenis kolesterol, yakni LDL (low density lipoprotein) dan HDL (high density lipoprotein). Kondisi tubuh sehat, jika kadar HDL lebih tinggi dibandingkan dengan kadar LDL.

“Kadar LDL tinggi membawa pengaruh buruk bagi kesehatan, karena jumlahnya yang banyak menempel pada pembuluh darah, merusak dan menyumbat pembuluh darah,” tambah Prof. Djoko.

Sebagai kolesterol jahat, LDL mengandung 70-75 persen kolesterol dan sedikit protein. Sebenarnya, LDL ini tidak menjadi masalah selama berada dalam batas normal, yaitu 100 mg/dl, dengan ambang batas 130 mg/dl sampai 156 mg/dl.

Sedangkan fungsi HDL atau kolesterol baik sebaliknya. Prof. Djoko mengatakan HDL memiliki fungsi “scavenger”. Dengan kata lain HDL ini “menangkap” LDL yang ada dalam tubuh. Artinya, HDL memindahkan atau membuang kolesterol jahat dari pembuluh darah arteri, kembali ke hati untuk diproses dan dibuang.

 “HDL mengandung banyak protein yang diperlukan tubuh untuk melindungi jantung dari pembentukan plak,” ujar Prof. Djoko.

Sebanyak 20-30 persen kolesterol dari HDL ini dialirkan ke seluruh tubuh. HDL dalam ambang normal, yakni berkisar 40 mg/dl, bahkan bila mencapai di atas 60 mg/dl, dipercaya dapat melindungi Anda dari serangan jantung.

Pemicu Penyakit Kronis
Hati-hati jika angka perimbangan tingkat kolesterol Anda terganggu. Sejumlah penyakit kronis mungkin mengintai Anda.  

Perhatikan ini: Menurut data WHO tahun 2002 kematian akibat gangguan kolesterol tinggi sebanyak 4,4 juta jiwa. 

Pria disinyalir lebih rentan, terutama bila Anda memiliki gaya hidup kurang sehat, seperti merokok, begadang dan terbiasa minum minuman beralkohol.

Paling tidak, dua penyakit di bawah ini paling umum terjadi karena dipicu oleh angka merah pada indikator kolesterol Anda.

> Jantung koroner
Penyakit kardiovaskular muncul akibat adanya kelainan pada jantung dan pembuluh darah. Penyebabnya antara lain dipicu oleh peningkatan kadar kolesterol yang biasa dikenal hiperkolesterolmia. Sebanyak 40 persen hiperkolesterolmia menyebabkan penyakit jantung koroner (PJK). 

Kasusnya di Indonesia meningkat per tahunnya sebanyak 28 persen dan menyerang usia produktif (di bawah 40 tahun).

“Sebanyak 80 persen pasien meninggal mendadak dan 50 persennya meninggal tanpa gejala sebelumnya,” ujar Prof. Djoko ditemui di sela-sela peluncuran sebuah produk kesehatan.

“Kadar kolesterol yang tinggi seringkali tidak menimbulkan gejala, hal ini yang harus Anda waspadai, jangan sampai kecolongan”.

Jantung berfungsi memompa dan mengatur sirkulasi oksigen serta zat makanan ke seluruh tubuh. Pembuluh darah yang sehat memiliki dinding yang rata dan halus, tidak menempel lemak dan kolesterol, sehingga aliran darah lancar. 

Jenis kolesterol LDL-C adalah penyebab utama PJK, kolesterol jahat ini bertumpuk dan membentuk plak yang menyebabkan aterosklerosis, yaitu penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah arteri.

> Stroke
Data Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2007 menyebutkan, penyakit jantung dan stroke merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Stroke terjadi akibat tingkat kolesterol darah yang tinggi sehingga membentuk plak dan menghambat pasokan darah dan okesigen ke otak. 

Kondisi tersebut dapat mematikan atau merusak sel-sel saraf di otak. Menurut International Stroke Conference di Wina, Austria 2008, kasus stroke cenderung meningkat di Asia. 

Bahkan, kematian akibat stroke di Indonesia mencapai peringkat ke-3 setelah penyakit jantung dan kanker. 70 persen kasus stroke terjadi akibat penyumbatan dan sisanya, sebanyak 30 persen, disebabkan akibat pendarahan.

Selain itu, hipertensi dapat terjadi akibat tingginya kolesterol dalam pembuluh darah. Akibatnya, peningkatan tekanan darah yang di atas normal (120/80 mmhg) membuat kinerja jantung bekerja lebih berat. Lalu, lebih cepat mana, kolesterol menyumbat pembuluh darah ke otak atau ke jantung? 

Prof. Djoko menerangkan, “Tidak bisa dipastikan. Namun seringnya, saat merawat pasien penyakit jantung, tiba-tiba dia stroke.

Begitu juga sebaliknya. Ketika pasien stroke sedang diobati, ternyata mengalami penyakit jantung juga. Jadi bisa keduanya, bisa juga salah satunya.”

0 comments:

Post a Comment